Rabu, 21 September 2016

Wiro Sableng #8 : Dewi Siluman Bukit Tunggul

Wiro Sableng #8 : Dewi Siluman Bukit Tunggul Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Wiro Sableng menghentikan jalannya di tikungan itu. Matanya memandang ke muka memperhatikan beberapa buah gerobak besar ditumpangi oleh perempuan-perempuan dan anakanak.

Gerobak-gerobak itu juga penuh dengan muatan berbagai macam perabotan rumah tangga.

Belasan orang laki-laki kelihatan berjalan kaki dan membawa buntalan barang-barang. Jelaslah bahwa semua mereka itu tengah melakukan pindah besar-besaran.

"Saudara, hendak pergi ke manakah rombonganmu ini?" bertanya Wiro sewaktu seorang anggota rombongan melangkah ke jurusannya.

Orang itu memandang sebentar kepadanya dengan pandangan curiga. Demikian juga anggota rombongan yang lain.

"Kami terpaksa meninggalkan kampung, pindah ke tempat lain yang jauh dari daerah ini...."

"Kenapa pindah?"

Seorang laki-laki tua yang mengemudikan gerobak, menghentikan gerobak itu dan menjawab pertanyaan Wiro Sableng.

"Kampung kami dilanda malapetaka!"

"Malapetaka apakah?"

"Kepala kampung dan lima orang pembantunya serta istrinya digantung. Beberapa orang gadis diculik! Beberapa penduduk dibunuh...."

"Siapa yang melakukannya?" tanya Wiro Sableng.

"Siapa lagi kalau bukan kaki tangannya Dewi Siluman," menyahuti laki-laki pengemudi kereta.

Mulut Pendekar 212 tertutup rapat-rapat. Rahangnya bertonjolan lagi-lagi dia dihadapkan pada kejahat
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #8 : Dewi Siluman Bukit Tunggul Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Selasa, 20 September 2016

Kesederhanaan Sebuah Cita-Cita

Kesederhanaan Sebuah Cita-Cita Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sore yang indah, ditemani oleh bunyi ombak dan semilir angin yang kian beriringan dengan suara daun kelapa yang tak mau berhenti untuk melambai. Suasana tenang disini setidaknya dapat mengurangi rasa penatku. Kudengar decitan kursi roda yang makin lama kian mendakatiku. Kulihat sosok yang memang akhir-akhir ini sering bersamaku di tempat ini. Aku sangat bingung jika melihat ekspresi wajahnya terkadang dia terlihat sangat tenang dan terkadang dia terlihat datar.

“Apa hari ini kau baik-baik saja?” tanyaku padanya karena memang dia adalah sosok yang sangat sulit ditebak, bukannya jawaban yang kudapat tapi hanya senyum kecil yang mengembang di bibirnya. Aku semakin bingung dengan semua tingkahnya, sangat aneh bagiku karena memang dia sosok yang pendiam tak banyak kata yang dia lontarkan untukku.

“Disini sangat tenang, aku menyukainya” ucapku menceracau sendiri, inilah kebiasaanku setiap bertemu dengannya meskipun tak ada satupun respon darinya tapi aku tahu bahwa dia mendengarkanku dan mengerti apa yang ku mau.

“Hari ini sama
... baca selengkapnya di Kesederhanaan Sebuah Cita-Cita Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Sabtu, 17 September 2016

Ganti Kacamata, Gessss!

Ganti Kacamata, Gessss! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Gesa tampak berkeluh lagi di balik tas di depan wajahnya. Hari ini pembagian nilai ujian.
“Udah, bersyukur..!” seru teman baik Gesa, Rere.
“Gue aja yang wajib remedial biasa aja..” lanjutnya lagi.
Gesa masih membeku dengan tas yang erat di kepit di lengannya. Wajahnya tak tampak karena tertutup tas.
Tiba-tiba Dira, teman sekelas mereka berjalan melewati mereka. Dira berjalan santai dengan wajah yang sedikit naik ke atas. Dia berjalan terus tanpa memperdulikan dua teman sekelasnya yang duduk di bawah pohon taman sekolah.
“Dasar, perempuan sombong” celetuk Rere.
Gesa mulai sedikit menggeser rengkuhan tas di dadanya. Seketika dia melihat Dira, ia kembali menunduk.

Rere mulai gelisah karena sikap plegma-sanguinnya, membuat dia tidak terlalu memikirkan masalahnya. Tetapi tidak dengan Gesa. Dengan sedikit memaksa Rere kembali merusuh kediaman Gesa.
“Ges, gue heran ya, kenapa lu terlalu memikirkan nilai yang kalau menurut gue itu ya, aman. Coba deh lu lihat gue..”
Gesa mulai bergerak. Matanya memerah karena cukup lama terpejam. Rere sedikit menyunggingkan ujung bibirnya. Dia langsung memeluk Gesa.
“Ges, gue sedih liat lu seperti in
... baca selengkapnya di Ganti Kacamata, Gessss! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Selasa, 13 September 2016

Jangan Kebanyakan Mimpi…!

Jangan Kebanyakan Mimpi…! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Banyak orang yang mengatakan bermimpilah, sebelum mimpi itu dilarang. Ada juga yang menambahkan, mimpi aja, wong gratis… hehehe. Pesan yang terdengar bernada slenge’an itu sebenarnya mengandung makna yang sangat dalam. Sebab, banyak hal, banyak peristiwa, banyak kejadian, banyak orang besar dan sukses di dunia, mengawalinya dari sebuah mimpi. Impian mengubah dunia, impian meraih sukses, telah banyak mengantarkan orang-orang itu menjadi “somebody”, bahkan, ada yang from zero to hero!

Lantas, bagi kita sebagai pengusaha, mimpi seperti apa yang harus kita canangkan untuk kita raih? Tentu, siapa pun menginginkan sebuah gambaran kesuksesan yang berlipat-lipat. Perusahaan bisa beranak pinak, dan, kalau bisa menghidupi tujuh turunan. Sebuah impian yang sangat indah bukan?

STOP!!! Tapi, sebelum Anda bermimpi lebih jauh, izinkan saya menghentikan mimpi indah Anda. Mengapa? Sebab, dari banyak kasus, bahkan saya sendiri pernah mengalami, mimpi indah itu kadang hanya jadi mimpi belaka. Malah, kadang itu menjadi sesuatu yang membebani kita. Pernah, suatu ketika, saya berangan-angan untuk membesarkan salah satu unit usaha saya. Waktu itu, saya melihat sebuah peluang cukup
... baca selengkapnya di Jangan Kebanyakan Mimpi…! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Selasa, 06 September 2016

Wiro Sableng #28 : Petaka Gundik Jelita

Wiro Sableng #28 : Petaka Gundik Jelita Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : PETAKA GUNDIK JELITA

SATUHutan kecil itu terletak di teluk yang sangat sepi. Hanya deburan ombak terdengar menderu di pasir sepanjang siang dan malam hari. Ombak yang begitu ganas membuat teluk itu hampir tak pernah didatangi manusia termasuk nelayan pencari ikan. Tersembunyi di balik kerapatan pepohonan dan semak belukar terdapat sebuah pondok kayu beratap ijuk. Bangunan ini cukup besar, memiliki dua kamar serta langkan lebar. Dua orang tampak duduk di langkan, berhadap-hadapan satu sama lain. Untuk beberapa saat lamanya tak satupun dari mereka membuka mulut bersuara.

Duduk di sebelah kanan di dekat pintu adalah seorang tua berambut sangat putih, berkulit hitam, mengenakan pakaian berupa selempang kain kuning muda. Parasnya yang keriput dimakan usia tampak tenang walau benak dan lubuk hatinya disamaki berbagai pikiran dan perasaan. Di hadapannya duduk bersila seorang pemuda berpakaian putih, berbadan langsing dan berkulit puith halus. Rambutnya yang hitam agak tersuruk oleh ikat kepala putih. Meskipun dia berpakaian cara laki-laki, namun keelokan paras dan kehalusan kulitnya tak dapat menyembunyikan bahwa sebenarnya pemuda ini adalah seorang gadis berusia sekitar delapan belas tahun.

"Empu, kau tadi hendak membicarakan sesuatu. Tapi sejak tadi kau hanya berdiam diri...." Terdengar s
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #28 : Petaka Gundik Jelita Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu